“Hoaammm”
terdengar suaraku pagi itu terbangun dari tidur pulasku. Kupandangi jam
dindingku sudah terlihat menunjuk pukul 06.30 aku bergegas menuju kamar mandi
karena tidak mau sampai terlambat sekolah karena sedang berlangsung usbn (ujian
sekolah berstandar nasional).
Sesampaiku
di sekolah seperti hari-hari biasanya aku selalu mampir ke kantin untuk sekedar
membeli susu lalu aku pun duduk di kursi depan ruang ulanganku, namun tiba-tiba
dalam lamunanku terngiang perasaan “takut” namun definisi takut yang berbeda
aku takut bukan karena ada roh halus, takut tidak lulus dan lain sebagainya
tapi, aku takut terpisah dari teman-temanku setelah lulus nanti entah untuk
lanjut ke universitas, mengejar cita-cita, atau mungkin cerita cinta.
“Teng…
teng… teng!!” suara lonceng masuk menyadarkanku dari lamunanku.
Ulangan
hari itu pun selesai…
“Bill,
gimana ulangan tadi?” tanya temanku Jodi
“Seperti
biasa, gampang” jawabku sombong,
Kami
pun menuju parkiran motor untuk bergegas pulang, seperti biasa kami selalu
bertiga Aku, Adit, dan Hendri dan tak jarang Jodi ikut bersama kami.
Sesampai
di rumah aku merebahkan diriku di pulau paling nyaman yang dinamai kasur, entah
mengapa lamunanku tadi di sekolah mengikutiku sampai ke rumah dan aku pun
dibawa bernostalgia atau dalam bahasa gaulnya “Flashback”. Kuingat saat pertama
masuk sekolah tepatnya sd pada saat itu malu-malu dan masih ditemani ibuku,
apalagi pas istirahat ibu menyuapiku dengan bekal yang dia masak sendiri dengan
penuh rasa cinta, tak lupa setelah aku memasuki masa remaja masa dimana rasa
canggung merajai diri para remaja masa dimana mulai mengenal namanya pacaran,
sakit hati, baper, suka curi-curi pandang sama seseorang yang ditaksir.
“Masa-masa paling indah, masa-masa di sekolah” iya mungkin itulah kalimat
paling tepat yang menggambarkan rasa takutku akan berpisah dengan
teman-temanku.
Aku
adalah tipikal lelaki yang gengsi tidak mau menunjukkan rasa takutku akan
perpisahan setelah kami lulus. Ya, aku pandai sekali menyembunyikan rasa itu,
kukira aku saja yang takut akan perpisahan nanti ternyata teman-temanku banyak
yang mencuatkan isi hatinya entah dalam status facebooknya bahkan di caption
Instagramnya, mereka merasa hal yang sama dengan aku.
“Yes
aku tidak sendiri” pikirku merasa senang.
Aku
rindu saat itu, saat dimana kita saling mengenal satu sama lain, aku rindu saat
dimana kita berkelahi karena masalah sepele, dimana lagi kalau bukan di
sekolah…
12
tahun yang singkat menjadi saksi perjalanan hidupku dari seorang bocah lelaki
menjadi seorang yang bijaksana. “Bolehkah aku kembali kemasa kanak-kanakku?
atau mungkin hanya sekedar dibawa melihat secara langsung bagaimana aku tumbuh
dalam 12 tahun yang singkat ini.” Sekarang usiaku 17 tahun sebentar lagi akan
genap 18 tahun rasanya cepat sekali. Masa SMA bagiku adalah masa paling indah
dan yang pasti akan selalu dirindukan, rindu pada hal-hal konyol yang kita
lakukan, rindu pada saat kita bertukar jawaban bahkan sampai nyontek, rindu
saat kita bolos jam pelajaran, rindu cinta-cintaannya pokoknya rindu semuanya
deh.
“Akankah
kalian tetap menyayangiku besok?” satu kalimat muncul dalam benakku jika harus
sampai pisah dari kalian teman-teman terbaikku. Aku minta maaf kepada kalian
sahabat sahabatku kalau aku pernah berbuat salah karena sesungguhnya aku menyayangi
kalian jauh di dasar hatiku terdalam, maaf kepada guru-guru yang pernah dibuat
kesal karena ulahku, kuharap kita semua bisa jadi orang sukses nantinya dimasa
depan.
“Saat
pulang sekolah ingin rasanya untuk tidak kembali lagi, tapi aku selalu kembali
karena ada kalian sahabat sahabatku. Karena rasa syukur lebih mulia daripada
rasa cinta… Aku bersyukur bisa kenal kalian.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar