Menulis arti pertamannya ialah membuat huruf, angka, nama, dan sesuatu tanda kebahasaan apa pun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Kini dalam pengertiannya yang luas menulis merupakan kata sepadan yang mempunyai arti yang sama seperti mengarang (The Liang Gie, 2002: 3).
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentukbahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Mathedu Unila, (http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/ pengertian-menulis.html).
Menulis dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat: penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Suparno, 2006: 1.3).
Menulis adalah kegiatan memaparkan isi jiwa, pengalaman, dan penghayatan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya. Kemampuan orang memakai bahasa tulis sebagai wadah, alat, dan media untuk memaparkan isi jiwa serta pengalaman disebut kemampuan menulis (M. Silitonga dkk, 1984: 9). Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (H.G. Tarigan, 2008: 3). Menulis juga diartikan sebagai suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam tulisan (Widyamartaya, 1991: 9). Sementara itu Lado (1979:143) dalam buku H.G. Tarigan yang berjudul Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (2008: 22) mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis mengacu kepada pendapat Suparno (2006) yang menyatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Selain itu, agar penyampaian pesan itu dapat diterima dan dipahami oleh pembaca, ada beberapa hal yang perlu dikuasai oleh seseorang (penulis), yaitu:
a. Menguasai isi karangan, yaitu kemampuan untuk menguasai ide atau gagasan yang dikemukakan;
b. menguasai bentuk-bentuk karangan, yaitu kemampuan menyusun dan menyajikan isi karangan;
c. menguasai tata bahasa, yaitu menguasai tata bahasa, bentuk-bentuk tata bahasa, dan pola kalimat;
d. menguasai gaya bahasa, yaitu kemampuan menulis struktur dan kosa kata untuk memberikan nada dan warna tertentu dalam karangan;
e. Menguasai ejaan atau tanda baca, yaitu kemampuan menggunakan tata cara penulisan yang sesuai dengan kaidah dalam bahasa (Amran Halim, 1984:100).
Tujuan dan Fungsi Menulis
Setiap kita akan melakukan sesuatu hal, tentu kita memiliki tujuan tertentu mengapa hal itu kita lakukan. Begitu pula dengan kegiatan menulis. Pada dasarnya menulis bertujuan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan maksud kepada orang lain secara jelas dan efektif. Setiap tulisan memiliki tujuannya masing-masing, namun secara umum Tarigan (2008) mengemukakan tujuan menulis yaitu:
a) memberitahukan atau mengajar;
b) meyakinkan atau mendesak;
c) menghibur atau menyenangkan;
d) mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi yang berapi-api.
Kegiatan yang kita lakukan pada akhirnya pasti akan mamiliki fungsi tersendiri baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain, sama halnya dengan kegiatan menulis. Fungsi menulis diantaranya yaitu:
1) memperdalam suatu ilmu dan penggalian hikmah-hikmah pengalaman;
2) membuktikan sekaligus menyadari potensi ilmu pengetahuan, ide, dan pengalaman hidupnya;
3) bisa mengembangkan hidupnya dan ilmu pengetahuan serta idenya yang berguna bagi masyarakat;
4) untuk meningkatkan prestasi kerja serta memperluas media profesi;
5) memperlancar mekanisme kerja serta masyarakat intelektual, dialog ilmu pengetahuan dan humaniora, pelestarian, pengembangan, dan penyempurnaan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai humaniora tersebut (Widyamartaya, 1991: 130).
Ragam Tulisan atau Karangan
Suparno dalam bukunya Keterampilan Dasar Menulis (2006) mengklasifikasikan karangan menjadi lima bagian sebagai berikut.
1. Deskripsi (Pemerian)
Deskripsi adalah ragam karangan yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.
Contoh 1
Kuamati penampilanku sendiri pada cermin besar itu. Tampak di sebrang kaca, seorang pemuda berwajah kasar, sepasang mata menyala-nyala, bergairah, tapi dalam lingkungan roman muka yang...ya, siapa pun tidak perlu berkhayal terlalu jauh untuk mampu menemukan persamaannya dengan moncong seekor anjing Buldog. Tidak itu saja, tubuh yang kukuh kekar, pendek berotot, lengan dengan bisep bak paha pemain sepak bola, dada bidang, menambah-nambah imajinasi orang yang melihatnya, bahwa aku ini tak ubahnya seperti seekor anjing buldog. (Pandir Kelana, Suro Buldog Orang Buangan Tanah Merah dalam Suparno,
2006).
Kutipan di atas menggambarkan fisik tokoh aku dalam Suro Buldog Orang Buangan Tanah Merah yang memiliki kemiripan wajah dan kekekaran tubuh dengan anjing Buldog.
2. Narasi (Penceritaan atau Pengisahan)
Narasi adalah ragam karangan yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Bentuk karangan ini dapat kita temukan misalnya pada karya prosa atau drama, biografi atau autobiografi, laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat dan melakukan sesuatu hal.
Contoh 2
Sepuluh menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 tahun, belum menulis sepatah kata pun di kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan bergetar ditiup angin yang kencang. Ingin rasanya ia lari keluar kelas, meningkan kenyataan yang sedang bermain di kepalanya. Kenyataan yang terpaksa diingatnya karena Ibu Guru Tati menyuruhnya berpikir tentang Keluarga Kami yang Bahagia, Liburan ke Rumah Nenek, dan Ibu. Sandra memendang Ibu Guru Tati dengan benci. (Kiftiawati Sulistyo, 2006: 64)
3. Eksposisi (Paparan)
Eksposisi adalah ragam karangan yang dimaksudkan untuk menerangkan,menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya.
Contoh 3
Di wilayah tersebut dibangun rumah mewah dan rumah sederhana. Rumah mewah ialah rumah yang menyediakan fasilitas lengkap dengan bahan bangunan yang berkualitas, sedangkan, rumah sederhana tidak dilengkapi dengan fasilitas dan bahan bangunannya berkualitas rendah. (Susi Lestiyorini, 2008: 250)
4. Argumentasi (Pembahasan atau Pembuktian)
Argumentasi adalah ragam karangan yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. Corak karangan seperti ini adalah hasil penilaiaan, pembelaan, dan timbangan buku.
Contoh 4
Alat komunikasi utama untuk mengantarkan pengetahuan ialah bahasa, baik lisan maupun tulisan. Penemuan-penemuan baru dalam usaha mengembangkan ilmu pengetahuan perlu diumumkan dalam bentuk tulisan (bahasa tulis) yang dapat dipahami oleh pembacanya tanpa menimbulkan keraguan penafsiran, betapapun taraf ilmu yang hendak dikomunikasikan, bahasa pengantarnya harus mampu mengemukakan setiap pengertian mengenai ilmu itu tanpa menimbulkan adanya kemungkinan penafsiran ganda. Bahasa pengantar itu harus memenuhi syarat dan pemakainya juga harus menguasai penggunaan semua kaidah bahasa pengantar itu dengan sebaik-baiknya. Oleh karna itu, bagi penguasaaan dan pengembangan ilmu pengetahuan itu terlebih dahulu kita perlu menguasai seluk-beluk bahasa yang dipakai sebagai alat komunikasi. (Suparno, 2006: 5.57)
5. Persuasi
Persuasi adalah ragam karangan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional. Seperti argumentasi, persuasi juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja, dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan si penulis itu benar. Contoh karangan ini adalah propaganda, iklan, selebaran, atau kampanye.
Contoh 5
Kecantikan wajah adalah sebuah karunia. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda jangan coba-coba bereksperimen dengan berbagai macam kosmetik yang belum terbukti kualitasnya. Selama lebih dari 30 tahun, Viva Cosmetics telah membuktikan keunggulannya dalam merawat wajah wanita Indonesia. Dan memang hanya Viva Cosmetics yang memiliki formula paling sesuai untuk kulit wajah wanita daerah tropis. Bila produk-produk perawatan wajah Viva Cosmetics begitu menghargai kecantikan wajah Anda, tidakkah Anda menghargai kecantikan wajah Anda sendiri? (Suparno, 2006: 5.60)
Brooks dan Warren, berdasarkan bentuknya, membuat klasifikasi sebagai berikut.
1. Ekposisi yang mencakup:
a) komparasi dan kontras;
b) ilustrasi;
c) klasifikasi;
d) definisi;
e) analisis.
2. Persuasi.
3. Argumentasi.
4. Deskripsi (Brooks dan Warren dalam Tarigan, 2008: 29).
Berdasarkan bentuknya, Weayer juga membuat klasifikasi sebagai berikut.
1. Eksposisi yang mencakup:
a) definisi;
b) analisis.
2. Deskripsi yang mencakup:
a) deskripsi ekspositori;
b) deskripsi literal.
3. Narasi yang mencakup:
a) urutan waktu;
b) motif;
c) konflik;
d) titik pandangan;
e) pusat minat.
4. Argumentasi yang mencakup:
a) induksi;
b) deduksi (Weayer dalam Tarigan, 2008: 28).